[ad_1]
Yerusalem – Pemerintah Israel pada hari Kamis mendesak warganya untuk menghindari perjalanan ke negara-negara Teluk di Uni Emirat Arab dan Bahrain, dengan alasan ancaman serangan Iran.
Nasihat perjalanan datang ketika Iran mengancam akan menyerang sasaran Israel setelah pembunuhan ilmuwan nuklir topnya Jumat lalu.
Iran menuduh Israel berada di balik serangan itu. Israel belum berkomentar.
Israel dalam beberapa bulan terakhir telah menandatangani perjanjian yang membangun hubungan diplomatik dengan UEA dan Bahrain. Perjanjian tersebut, yang ditengahi oleh pemerintahan Trump, telah menimbulkan kegembiraan yang meluas di Israel dan ribuan turis Israel dijadwalkan untuk melakukan perjalanan ke Teluk bulan ini.
“Mengingat ancaman yang terdengar baru-baru ini oleh para pejabat Iran dan terkait dengan keterlibatan para pejabat Iran di masa lalu dalam serangan teror di berbagai negara, ada kekhawatiran bahwa Iran akan mencoba bertindak dengan cara ini terhadap target Israel,” kata seorang pernyataan yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan Nasional perdana menteri.
Ia juga menyarankan agar tidak melakukan perjalanan ke Georgia, Azerbaijan, Turki, wilayah Kurdi di Irak dan Afrika.
Iran dan proxynya telah menargetkan turis Israel dan komunitas Yahudi di masa lalu. Agen Hizbullah membom sebuah bus yang membawa turis Israel di Burgas, Bulgaria, pada tahun 2012, menewaskan enam orang dan melukai puluhan lainnya. Tahun itu, Israel juga menuduh Iran berada di balik serangan yang menargetkan diplomat Israel di Thailand dan India. Iran dan Hizbullah juga mengebom Kedutaan Besar Israel dan pusat komunitas Yahudi di Buenos Aires pada tahun 1992 dan 1994, merenggut nyawa banyak warga sipil.
Kekhawatiran akan keselamatan warga Israel di Dubai juga bukannya tanpa preseden. Pada tahun 2000, seorang mantan kolonel Israel diculik oleh wakil Iran Hizbullah dan ditawan di Lebanon sampai dia dibebaskan dalam pertukaran tahanan pada tahun 2004.
Di Persembahkan Oleh : SGP Prize